A. Sumatera Barat
Kaligrafi Syaiful Adzan
seniman asal Solok ini dikenal dengan lukisan kaligrafi yang memadukan tulisan arab dengan motif khas Minangkabau, seperti gonjong atap rumah gadang dan dinding tadia dari bambu
Surau
Surau
merupakan lembaga pendidikan tertua di Minangkabau
Sebelum
Islam masuk ke Minangkabau surau sudah ada. Dengan datangnya
Islam,
surau juga mengalami proses Islamisasi, tanpa harus mengalami
perubahan
nama. Selanjutnya surau semakin berkembang di Minangkabau.
Selain
sebagai tempat ibadah (shalat), surau juga berfungsi sebagai tempat mengajarkan
Al-Qur'an dan Hadis, tempat musyawarah, pembelajaran adat dan sopan santun,
ilmu bela diri (silat Minang), serta sebagai tempat bermalam bagi pemuda remaja
dan pria tua yang telah bercerai. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan masyarakat
Minangkabau, di mana rumah orang tua tidak menyediakan kamar bagi anak
laki-laki remaja atau duda. Oleh karena itu, mereka bermalam di surau. Tradisi
ini sangat penting karena membentuk watak generasi muda Minangkabau dari segi
ilmu pengetahuan dan keterampilan praktis.
Setelah
Islam berkembang, arsitektur bangunan surau tetap dipengaruhi oleh budaya
lokal. Misalnya, puncak bangunan surau ada yang bergonjong—sebagai refleksi
kepercayaan mistis yang kemudian menjadi lambang adat Minangkabau.
B. Sumatera Utara
Miniatur masjid raya Al-Mashun
Masjid Raya Al-Mashun, atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Raya Medan. Miniatur ini dipajang di dalam sebuah gedung modern, kemungkinan besar di area publik seperti bandara atau pusat perbelanjaan sebagai bagian dari pameran budaya yang menampilkan kekayaan arsitektur Nusantara. Miniatur ini merepresentasikan dengan detail salah satu bangunan bersejarah dan ikonik dari Sumatera Utara. Masjid Raya Al-Mashun sendiri terletak di pusat Kota Medan dan merupakan peninggalan bersejarah dari masa Kesultanan Deli. Pembangunannya dimulai pada tahun 1906 dan selesai serta diresmikan pada tahun 1909. Bangunan masjid ini dirancang dengan gaya arsitektur yang unik karena menggabungkan elemen-elemen dari berbagai budaya, yaitu gaya Moor dari Afrika Utara, sentuhan arsitektur Turki, serta nuansa Timur Tengah yang mencolok. Hasilnya adalah sebuah bangunan masjid megah yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol kekayaan sejarah dan budaya Islam di tanah Sumatera.